Permainan kartu poker sedang mewabah. Booming poker pada awal dekade 2000-an melahirkan banyak pecinta permainan kartu ini. Adanya layanan bermain di internet yang menawarkan anomitas membuat poker bisa dimainkan oleh siapa saja. Sementara mereka yang lebih suka berhadapan langsung dengan lawan bisa mendatangi ruang-ruang khusus poker yang kini bisa ditemukan di banyak kasino.
Perjudian dan sepak bola sudah berkelindan sejak lama. Ada banyak cerita soal itu, konon kabarnya pemain QPR, Stan Bowles, terlihat bertemu bandar judi beberapa menit sebelum bertanding di Lotus Road. Permainan kartu juga bisa juga bisaa mengisi perjalanan saat berangkat dan pulang pertandingan di liga Inggris. Jadi tidaklah terlalu mengherankan jika para pemain tertarik pada poker, apalagi mereka yang punya pendapatan dan waktu kosong berlebih.
Sejumlah nama besar seperti Andrey Arshavin, Andriy Shevchenko, Francesco Totti, dan Gianluigi Buffon bahkan punya waktu buat tampil di turnamen poker kelas wahid. Biasanya itu terjadi berkat adanya sponsor dari pengelola situs permainan poker, tapi terlebas dari publisitas itu, banyak yang percaya sejumlah pemain memang rajin bermain poker, baik sendirian lewat internet maupun melawan teman-teman satu timnya.
Ketika kebanyakan pesepak bola menganggap poker hanya sebagai hiburan belaka, beberapa mantan pemain profesional di Inggris justru menseriusi dan siap bertanding melawan pemain poker terbaik dunia. Mereka antara lain Sheringham, dan mantan rekan setimnya di Millwall, Tony Cascarino. Di lapangan hijau, Shezza yang mengarahkan pergerakan kawannya itu, sebaliknya di meja berkarpet hijau, Cascarino yang lebih dulu terjun dan mengenalkan poker kepada teman lamanya ini. Transisi dari pesepak bola menjadi pemain poker pun berjalan mulus.
Soal kesuksesannya baru-baru ini, Sheringham berkomentar, "Saya senang bisa dapat peringkat kelima. Tentunya 93.000 euro bukanlah jumlah kecil. Uang itu membuat saya bisa masuk di beberapa turnamen lainnya -- ada yang mensyaratkan membayar 10 ribu dollar untuk ikut serta, uang euro itu saya pakai buat membayar uang muka."
Saat Gascarino akhirnya gantung sepatu, ia terdampat di Paris di mana sistem memungkinkan ia memperoleh uang bantuan dalam jumlah lumayan karena status sebagai pengangguran. "Saya sudah habis, sudah pensiun, dan tak punya pekerjaan. Saya biasanya bermain di Cirque Casino di Paris. Setiap kali kalah, saya menghukum diri dengan berjalan kaki sampai rumah. Saya memang berhadapan dengan orang-orang jago. Saat berjalan pulang itulah saya menyadari telah melakukan kesalahan."
Perkara adrenalin juga diangkat oleh bantan bek kanan Bayern Muenchen dan timnas Prancis, Willy Sagnol, yang tertular virus judi saat bermain di Monaco. "Kalau seseorang jadi olahragawan profesional, ia akan setiap hari ia hidup dalam iklim kompetisi," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar