Konstelasi puncak Ligue 1 berhiaskan tim-tim kejutan. Selayaknya liga dengan peserta berimbang, setiap kontestan punya kans sama besar pada fase-fase awal kompetisi. Lorient dan Reims berani bergulat dengan para jagoal liga. Lorient berdiri di peringkat empat, terpau lima poin dengan pemuncak klasmen tanpa mengalami satu kekalahan pun. Tip promosi, Reims, berada persis di bawah Les Hake dengan torehan pertahanan terbaik kedua papan atas setelah tim multi bintang, Paris Saint-Germain.
Perbedaan poin antara PSG di peringkat kedua dengan Toulouse di peringkat ke-tujuh hanya tiga poin !. Persaingan ketat seperti ini membuat komposisi di papan atas bisa berubah drastis setiap pekannya. Sebagai perbandingan, perbedaan poin peringkat kedua dan ketujuh di Bundesliga Jerman adalah enam poin, Liga Sagres Portugal enam poin, dan Liga Serie A Italia delapan poin.
Kehadiran Lorient dan Reims di papan atas bukan kebetulan semata, jika niliki beberapa musim terakhir. Tim-tim kecil acapkali bertahan di papan atas setidaknya hingga pertengahan musim. Susunan klasemen Ligue 1 setelah pekan kedelapan pada musim kompetisi 2010/11 adalah Rennes (18 poin), St Etienne (17 poin), Lille (14 poin), dan Toulouse (14 poin). Di akhir musim, Lille keluar sebagai yang terbaik setelah bermain imbang dengan PSG 2-2 di markas lawan Parc des Princes pada pekan ke-37. Setelah pekan kedelapan di musim sebelumnya, tim promosi Montpellier (sama sepperti Reims saat ini) menyodok papan atas dengan duduk manis di peringkat ketiga.
Ekuilibrium kekuatas kontestan Ligue 1 membuat persaingan seperti ini mungkin terjadi. Kompetisi profesional Prancis punya badan pengawasan keuangan sendiri yang bernama DNCG yang telah berdiri sejak tahun 1984. Secara efektif Prancis telah menjalani Financial Fair Play (mulai di tetapkan oleh UEFA musim ini) dalam ekosistem mereka selama hampir tiga dekade. UEFA bahkan mengambil inspirasi FFP (Financial Fair Play) dari metode yang telah ada di negeri mode tersebut. Secara teori, badan audit tersebut (DNCG) seharusnya bertindak tegas. Chelasea melaporkan defisit anggaran mencapai 70 juta euro pada awal 2011. Jika situasi tersebut terjadi di Prancis, bersiap-siap lah para pendukung The Blues menikmati persaingan di kompetisi divisi kedua atau bahkan ketiga..
sumber : majalah bola edisi 11-12 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar