Untuk pertama kalinya setelah 26 tahun, Stadion Anfield milik Liverpool akan kedatangan MU tanpa Sir Alex Ferguson. Untuk pertama kali pula manajer David Moyes berada di Anfield bukan untuk urusan "derby Marseyside". Pada Minggu (1/09), Moyes memang tidak lagi berwarna biru Everton, klub sekota yang pertemuannya dengan Liverpool yang bertajuk derby Marseyside. Moyes kini berwarna merah United dan akan terlibat dalam laga paling tersohor di sepak bola Inggris alias "the most famous fixture in English football" antara Liverpool melawan Manchester United.
Tensi tinggi pertemuan memang sudah terlanjur mentradisi sejak United dikuasai rezim Sir Alex. Pasalnya, secara lahir dan batin manajer gaek ini dengan sengaja membentuk Setan Merah sebagai klub perontok eksistensi Liverpool di Inggris. Bagi Sir Alex, urusan dengan Liverpool bukan sebatas pekerjaan melainkan misi. "Misi terbesar saya adalah melengserkan Liverpool dari kedudukan tertinggi. Saya sangat serius, dan saya tidak peduli beberapa orang mengatakan ini terlalu serius. Percayalah kepada saya kehidupan akan berubah untuk Liverpool," kata Sir Alex pada awal-awal kariernya sebagai manajar United.
Ketika Sir Alex mendekati masa pensiunnya, faktanya tentang Liverpool tidak melemah. "Tidak terlalu penting melampaui Liverpool. Paling penting adalah United menjadi tim terbaik di negara ini dalam hal memenangai titel juara," kata Sir Alex saat meraih gelar ke-19 Premier League. Jadi, inilah alasan sesungguhnya mengapa pertemuan United kontra Liverpool selalu riuh. Hal ini pula yang membuat Liverpool dengan siapapun manajernya bisa bermain habis-habisan jika bertemu United.
Moyes sebagai maajer baru United jelas tak bisa berpaling dari fakta yang mencemaskan ini. Apalagi kubu Liverpool sudah bermain urat saraf dengan menyebut niat akan membuat hidup Moyes di United kepanasan. Manajer Liverpool Branden Rodgers mengaku melihat sosok Moyes dari dua sisi. Pertama, aroma Everton sebagai musuh besar Liverpool dalam derby Marseyside masih tercium pada diri Moyes. Kedua, sekarang Moyes menukangi United, klub yang selama puluhan tahun ditempatkan sebagai prioritas paling tinggi untuk dikalahkan.
Untuk melaksanakan niat ini setidaknya ada dua keuntungan bagi Liverpool. Pertama, Ridgers sangat mengerti arti pertemuan Liverpool dengan United, sebaliknya Moyes akan melakoni laga pertama dan biasanya hal pertama cenderung sulit untuk dilalui. Sementara itu faktor kedua adalah adanya pergerakan yang berarti pada Rodgers setelah menangani Liverpool bila bertemu Moyes. Kala Rodfers berlayar bersama Swansea City, pasukannya selalu takluk oleh pasukan Everton besutan Moyes. Namun, performa langsung berbeda ketika pindah menangani Liverpool. Rodfers langsung mampu menutup peluang Moyes menjadi pemenang dalam laga derby Merseyside.
Moyes paling suka menggunakan formasi 4-5-1. Skema ini memiliki opsi bisa banyak menyerang tapi juga memiliki soliditas dalam bertahan ketika diserang. Sebaliknya Rodgers masih berbulan madu dengan pemain-pemain asal Spanyol yang kini mewarnai Liverpool.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar