Pages

Selasa, 12 November 2013

Brazil Tanpa Si Nomor Sembilan

Pele, Romario, Bebeto, dan terakhir Ronaldo itulah sederet para penyerang legendari Brazil yang di kenal oleh dunia. Keberadaan mereka di lini serang tim nasional Samba seakan menggaransikan minimal satu tiket partai final di setiap kejuaraan yang mereka ikuti. Meski terkesan arogan, tapi demikian lah adanya. Para penyerang "nomor sembilan" tersebut membuat kekayaan skill olah bola yang di miliki oleh para pemain lainnya menjadi lengkap untuk meraih kejayaan di setiap kejuaraan yang di ikuti.
Mari kita melihat kebelakang sejenak, sejak terakhir kali meraih kesuksesan di Piala Dunia 2002, Brazil tidap pernah lagi menginjakkan kakinya di partai final kejuaraan antar negara tersbesar tersebut. Di lihat dari kualitas pemain yang mereka miliki dan yang terpilih kedalam skuad saat terjun di dua piala dunia setelahnya (2006 dan 2010) tentu tidak layak rasanya kenapa tim sebesar Brazil bisa tidak lolos bahkan untuk babak semi-final sekalipun. Banyak alasan dan faktor yang di berikan oleh para pengamat mengenai keganjilan tersebut, namun satu hal yang pasti dan sangat sedikit yang membahas penyebab kegagalan tersebut adalah karena Brazil saat ini tidak memiliki seorang penyerang murni dengan naluri gol yang tinggi. Pemain dengan tipe ini sering juga di sebut dengan si nomor sembilan.
Fakta berbicara demikian, sejak Ronaldo memutuskan pensiun dari timnas setelah kesuksesan di Piala Dunia 2002, Brazil tidak memiliki stok pemain yang setipe ataupun yang mendekati kemampuan Ronaldo dalam hal naluri mencetak gol dan insting di dalam kotak penalti. Memang setelah era Ronaldo berakhir, Brazil kebanjiran para striker hebat dengan skill olah bola yang bisa dikatakan di atas rata-rata. Tapi, mereka hanya hebat dalam urusan mengolah bola bukan dalam hal naluri menetak gol dan kelihaian melihat peluang di dalam kotak penalti. Singkat nya adalah para penyerang Brazil hanya bisa membuat peluang tanpa mampu mengkonversi peluang tersebut menjadi sebuah gol.
Ketidak mampuan mengkonversi peluang menjadi gol tersebut lebih karena para pemain yang menepati pos lini depan Brazil saat ini bukanlah seorang penyerang murni. Sebut saja Pato, Hulk, Robinho, atau bintang yang tengah bersinar Neymar. Ke empat pemain ini memang bermain di pos penyerang saat membela klub ataupun timnas tapi pada penerapan nya di lapangan, mereka lebih sering bergerak melebar karena dengan cara itulah mereka bisa lebih memaksimalkan keunggulan skill yang mereka miliki. Efek dari kebiasaan inilah yang pada akhirnya membuat Brazil kehilangan kesempatan untuk menciptakan gol karena tidak adanya pemain yang berada di kotak penalti lawan.
 
leandro damiao brazil
Damiao, Harapan Baru Brazil
Melihat fakta seperti ini, jadi sangat wajar jika pada kenyataannya tim Samba kesulitan untuk meraih kejayaan di setiap kejuaraan yang mereka miliki. Meskipun demikian, masih ada secercah harapan bagi para fans tim Samba untuk melihat negara pengeksport kopi terbesar di dunia ini kembali berjaya. Harapan itu kini terletak di pundak salah satu pemain tim junior Brazil yang tampil di Olimpiade beberapa waktu yang lalu, Leandro Damiao. Kesuksesan Damiao menjadi top scorrer di Olimpiade menjadi peringatan kepada dunia bahwa sekarang tim nasional Brazil telah bersiap menantikan hadirnya kesuksesan bersama Si Nomor Sembilan dalam tubuh Leandro Damiao

Tidak ada komentar:

Posting Komentar